cursor

Rabu, 21 Maret 2012

E. " Keuangan Negara diperkirakan stabil "


Jakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 diperkirakan masih tetap stabil dan mampu bertahan dari gejolak ekonomi yang melanda Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
"Pertumbuhan diprediksi untuk tetap baik sampai akhir 2011 dan sepanjang 2012, didukung oleh konsumsi dan investasi swasta," ujar Kepala Ekonom HSBC untuk wilayah Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan India, Leif Eskesen, dalam pemaparan di Jakarta, Senin.
Leif menjelaskan, momentum pertumbuhan di Asia sedikit meng`lami penurunan, akibat krisis utang di Eropa, kenaikan harga minyak serta terganggunya rantai distribusi akibat bencana di Jepang.
Namun, ia mengemukakan, sektor konsumsi domestik di negara-negara Asia termasuk Indonesia, menjadi salah satu pengaman dalam menjaga ketahanan ekonomi secara keseluruhan dan berlindung terhadap dampak krisis secara langsung.
"Konsumsi domestik dapat menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi dan tentunya didukung dengan kebijakan moneter yang akomodatif," ujar Leif.
Selain itu, ia mengemukakan, tingkat investasi swasta juga diperkirakan makin meningkat terutama bagi Indonesia dan India karena saat ini Asia merupakan wilayah yang paling menjanjikan untuk berinvestasi.
Menurut Leif, basis konsumsi domestik yang didukung demografi penduduk merupakan salah satu pemicu investor untuk berinvestasi di Indonesia.
"Untuk menarik investor, pemerintah juga perlu menyelesaikan beberapa hal yang berkaitan dengan reformasi struktural, seperti UU ketenagakerjaan, kebijakan yang memudahkan untuk melakukan bisnis dan melakukan pembenahan infrastruktur," katanya.
Selain itu, ia melanjutkan, potensi resiko eksternal yang meningkat pada pasar modal dan saham karena arus modal masuk juga dapat diantisipasi dengan cadangan devisa Indonesia yang masih memadai.
Namun, dengan pertumbuhan yang diperkirakan masih stabil, lanjut dia, pemerintah patut mewaspadai tingginya laju inflasi pada tahun depan.
"Laju inflasi dapat menjadi `potential risk` dan patut diwaspadai. Untuk itu dibutuhkan kebijakan moneter yang tepat dalam penentuan suku bunga dan mendukung pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

Leif memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya mencapai 6,4 persen meski ada kemungkinan untuk lebih tinggi lagi.
Dikutip: http://www.pajak.go.id

D. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012


Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012 hanya sebesar 6,3 persen, lebih rendah dari proyeksi untuk 2011 sebesar 6,4 persen.

"Salah satu faktor yang mempengaruhi pelambatan pertumbuhan ini adalah kemorosotan ekonomi global," kata Ekonom Bank Dunia Perwakilan Indonesia, Shubham Chaudhuri, di Institut Kebijakan Publik Paramadina Jakarta, Selasa.

Menurut dia, pasar keuangan Indonesia tidak kebal terhadap guncangan eksternal. Tetapi Indonesia tetap menunjukkan kinerja ekonomi yang kuat di tengah banyaknya negara di dunia yang mengalami penurunan tajam posisi fiskal dan neraca keuangan sektor swasta sejak 2008.

Lebih lanjut Shubham mengatakan, fundamental ekonomi makro Indonesia yang kokoh adalah pertahanan utama dalam menghadapi gejolak pasar yang terus berlangsung.

Menurut dia, penting bagi Indonesia mengambil langkah-langkah meningkatkan ketahanan terhadap goncangan pasar keuangan global termasuk dengan menghindari ketidakpastian dalam kebijakan.

Bank Dunia telah menurunkan proyeksi angka pertumbuhan ekonomi tahun 2012 dari 6,7 persen menjadi 6,3 persen pada Juni 2011 karena melemahnya pertumbuhan ekonomi negara-negara mitra dagang utama dan harga komoditas.

Namun, menurut Shubham, angka ini masih menempatkan perekonomian Indonesia pada posisi yang kuat.

"Saat ini, dalam skenario Bank Dunia, tidak perlu dilakukan perhitungan darurat," kata Shubham.

Namun, menurut dia, sebagai persiapan untuk menghadapi skenario krisis ada beberapa hal penting yang bisa dilakukan antara lain mengkaji ulang protokol krisis manajemen terutama pada sektor finansial, mempertimbangkan pembiayaan tak terduga untuk anggaran, dan mempersiapkan rencana darurat berupa stimulus fiskal.

Pada skenario yang pesimistis termasuk jika terjadi krisis keuangan internasional serta melemahnya permintaan eksternal, maka Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 akan turun hingga hanya 5,5 persen.

Sedangkan pada skenario yang ekstrim di mana krisis menyebabkan turunnya pertumbuhan global secara signifikan dan India serta China juga menghadapi pertumbuhan yang besar, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 akan merosot tajam namun masih berada di atas empat persen.

C. "Ibas: kenaikan BBM demi kepentingan jangka panjang"

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (sumber: Antarafoto)
  Harapannya, Indonesia ke depan memiliki daya   tahan yang kuat.

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau akrab disapa Ibas mengatakan, rencana penyesuaian harga BBM yang kini menyita perhatian banyak pihak sebaiknya dipahami untuk kepentingan negara dalam jangka panjang.

Ibas mengatakan, stabilitas keuangan negara penting untuk dijamin demi akselerasi pembangunan di daerah tetap berjalan sesuai dengan target yang ditetapkan pemerintah.

“Pemerintah dengan kalkulasi yang akurat sudah memperhitungkan dampak positif ke depan terhadap masyarakat. Stabilitas keuangan negara  memberikan jaminan stabilitas pembangunan sesuai target dan dapat bertahan dalam jangka watu lama,” ungkap Ibas, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, hari ini.

Pria bergelar master di bidang International Political Economy dari Nanyang Technological University, Singapura, itu melanjutkan kondisi perekonomian global dengan tren kenaikan harga minyak dunia yang semakin meningkat mengharuskan Indonesia untuk menyesuaikan harga BBM dan mengutamakan kepentingan bangsa dalam jangka panjang.

Dia menjelaskan, subsidi BBM melonjak dari Rp123,56 triliun menjadi Rp178 triliun akibat kenaikan harga minyak dunia yang mencapai  USD120 per barel, jauh dari asumsi APBN sebesar USD90 per barel.

“Agar tetap sehat dan stabil, pil pahit ini harus kita ambil. Harapannya, Indonesia ke depan memiliki daya tahan yang kuat dan tidak terpengaruh kondisi perekonomian global,” kata Ibas, yang duduk di Komisi I DPR itu.

Ibas mengaku, optimis bahwa kebijakan pemerintah dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang merupakan rangkaian kebijakan yang strategis untuk seluruh masyarakat Indonesia ke depannya.

“Kebijakan menaikkan BBM bukan satu-satunya kebijakan yang disiapkan pemerintah saat ini. Masyarakat harus tahu bahwa ada serangkaian policy yang saling terkait dan menguntungkan untuk melindungi kepentingan masyarakat secara menyeluruh,” terang politisi muda ini.
oleh : Markus Junianto Sihaloho/ Ratna Nuraini

Selasa, 20 Maret 2012

B. Grafik Pertumbuhan PDB Indonesia 1997 - 2010

 Grafik Pertumbuhan PDB Indonesia 1997 - 2010
kondisi PBD Ekonomi berbanding dengan PDB Industri non migas Indonesia sejak tahun 1997-2010 mengalami grafik yang relatif naik. Grafik pertumbuhan PDB Indonesia bisa dilihat dalam gambar dibawah ini :


Dalam industri manufaktur Indonesia, terdapat 3 sektor industri yang memiliki kontribusi terbesar dari tahun 2000-2010 yaitu :
- Industri makanan, minuman, tembakau : 33,60%
- Industri Alat Angkut, Mesin, dan Peralatannya : 28,14%
- Industri Pupuk,*Kimia & Karet : 12,73%
Sektor industri lainnya bisa dilihat dalam diagram di bawah ini :




Kekuatan Utama Industri Nasional
Indonesia memiliki kekayaan sumber bahan baku diantaranya bahan baku industri petrokimia, oleokimia, fine chemical cla-based industry, dan biomass-based industry. Cadangan total minyak bumi nasional sebesar 7.998,49 MMSTB, cadangan total gas bumi sebesar 159,63 TSCF, cadangan total batubara sebesar 104,8 miliar ton. Sedangkan produsen minyak sawit nasional (CPO dan CPKO) terbesar di dunia mencapai 22,5 juta ton, dan lebih dari 75 % diekspor dalam produk mentah.

Cadangan bahan galian logam nasional : seperti tembaga sebesar 3,2 milyar ton, Iron Ore (Besi) sebesar lebih dari 2 milyar ton, Nikel Laterit sebesar 1,58 milyar ton (yang merupakan 16% total cadangan nikel dunia). Produsen biomassa (hasil samping) pertanian terbesar di dunia dengan potensi biomassa utama : sekam padi 20 juta ton, janggel jagung 15 juta ton, dan tandan kosong sawit sebesar 15 juta ton.
Industri pengguna bahan baku kimia  seperti tekstil, plastik kemasan, dan otomotif untuk menghasilkan aneka industri diperkirakan tumbuh sifgnifikan sesuai dengan pertumbuhan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Prospek ke Depan
Industri manufaktur yang terdiversifikasi bahan baku kimia dapat dikembangkan secara luas. Beberapa prospek yang akan terus dikembangkan adalah sebagai berikut:
1.     Minyak dan gas bumi, secara umum telah dikembangkan dalam industri petrokimia (petro-based industry)
2.     Batubara dan CBM, merupakan alternatif bahan baku dan energi melalui gasifikasi dan pyrolisis (substitusi migas)
3.     Minyak sawit (CPO dan CPKO), dapat digunakan sebagai bahan baku industri oleokimia dasar dan oleokimia lanjutan untuk menghasilkan produk berwawasan lingkungan (seperti bioplastic, biolube, bio-oil, biodiesel, dsb) sehingga minyak sawit mempunyai prospek sebagai bahan baku utama industri kimia di masa mendatang
4.     Biomassa, dapat dikembangkan melalui gasifikasi dan pyrolisis untuk memproduksi berbagai fine chemical dengan ketersediaan biomassa yang relatif tidak terbatas.

A. " Kondisi keuangan indonesia saat ini "

      Kondisi keuangan indonesia saat ini
Dampak kondisi perekonomian global saat ini sangat terasa pada pasar saham Indonesia. Tingginya sentimen global terhadap bursa saham menyebabkan banyak investor yang menjual sahamnya.
Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun ini jauh lebih baik dari tahun 2008. Cadangan devisa Negara saat ini mencapai US$ 122 miliar yang menjadi 2x lipat cadangan devisa pada tahun 2008. Selain pada cadangan devisa  pertumbuhan ekonomi tahun 2010 pada kuartal IV yang mencapai 6,1 persen dan pada kuartal III sebesar 5,8 persen. Karena masih lambatnya penyerapan belanja pemerintah yang menyebabkan rendahnya pertumbuhan pada kuartal III dan IV.
Kondisi perekonomian 2008 dan 2011, jauh lebih baik dibandingkan dengan krisis moneter yang menimpa Indonesia pada 1998 lalu. Saat itu, cadangan devisa negara hanya sebesar US$ 20 miliar.
Rasio utang pemerintah dibagi PDB pun sekitar 100 persen, padahal saat ini hanya sekitar 26 persen. Saat itu, Amerika Serikat dan Yunani juga terkena krisis. “Rasio utang pemerintah Amerika Serikat mencapai 102 persen dan Yunani 137 persen.”
Meski seperti itu, banyak yang menyakini  Indonesia kali ini akan selamat dari krisis. Apalagi melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cemerlang di tahun ini.
Pengamat perekonomian, Tony Prasetiantono, kepada Tempo mengatakan demikian dan Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A. Sarwono pun mengatakan opini yang hamper sama yaitu memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2011 akan tumbuh pada kisaran 6,3-6,5 persen, dengan tingkat inflasi berada pada posisi 5 persen, plus minus 1 persen.